Sabtu, 09 April 2011

My Old Friends


 Beberapa waktu lalu aku memposting puisi. Tak berapa lama, di pagi yang berkabut beberapa saat setelah hp saya nyalakan sebuah sms masuk, isinya "feel like i'm missing my old friends.. those who always stay n sincere to me :) love U friends...." aku merasa suprise, karena baru saja malamnya bermimpi tentang dia. Dan belum pernah tahun-tahun belakangan ini dia mengirim sms seperti itu. Sms itu dari Maria, teman sejak SMU. Dia mengatakan baru saja membaca blog ini.  Beberapa jam kemudian  hp ku bernyanyi lagi. Kejutan lagi. Belum pernah juga dalam tahun-tahun terakhir nama itu menelpon, biasanya aku yang selalu menelponnya. Amali, si pemilik nama tertawa di telpon, dian cuma mau tahu kabar, katanya. Ternyata dia menelpon karena  membaca tulisan yang kuposting di blog ini :)
Tadi, Maria ngajak jalan-jalan ke pasar. Awalnya dia mau ngasih kejutan. Tapi, ternyata teman yang akan dijadikannya kejutan untuk dipertemukan denganku tiba-tiba tidak bisa.  Kejutan tersebut tidak lain adalah Irma teman SMUku dulu.

Nah, sekarang aku posting  tulisan tentang mereka berdua, My old friends...
 
Lebaran Idul Adha 1430 H kemarin aku ikut Amali Pulkam ke Barabai. Aku bela-belain ikut lebaran di rumahnya, soalnya dia berencana pulkam ‘selamanya’ ke Barabai mulai Januari tahun depan. Aku ingin tahu rumahnya, supaya nanti kalau aku kangen, sesekali aku bisa mengunjunginya ke sana.
                Kami menempuh perjalanan ke Barabai naik sepeda motor. Karena takut kena razia uji emisi gas, sepeda motor Amali ditinggal di kost. Kami ke Barabai menggunakan sepeda motor yang biasa kugunakan.
  
Di Barabai aku dan Amali bertemu Maria yang juga sedang ada di Barabai. Ia berkunjung  bersama suami dan anaknya ke tempat pamannya.  Kami bertiga sama-sama lulusan  FKIP PBSID. Dulu di kampus kami sama-sama aktif di HIMBI Sastra, FSI dan LDK.  
 Tidak jarang dalam perkuliahan kami bertiga juga berada dalam satu kelompok kalau ditugasi dosen bikin makalah. Biasanya kalau dapat tugas bikin makalah,kami bagi tugas.  Amali yang buku-bukunya lengkap kebagian ngetik dibantu Maria. Sementara mereka mengetik bahan makalah aku biasanya mereka suruh membaca buku-buku yang menjadi referensi makalah tersebut. Kemudian saat maju mempresentasikan isi makalah, yang menjadi moderator   dan membaca makalah  adalah Maria, dan aku mereka beri tugas menyusun argumentasi,  menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukani teman-teman lain atau dari dosen.
                Dulu, kami bertiga punya impian yang kami bayangkan bersama.  Meski sekedar menjadi obrolan santai pelepas penat saat menyelasaikan tugas-tugas perkuliahan, sampai sekarang impian itu masih kuingat. Dan walau kini impian itu telah berubah, kami hidup, menggeluti dunia yang tidak lagi bisa kami jalani bersama, tidak ada salahnya mengenang kehangatan sebuah kebersamaan bukan? 
Kami pengen memiliki usaha di gedung yang sama. Sebuah gedung tiga lantai. Lantai pertama adalah swalayan  milik Maria. Maria pengen punya swalayan, soalnya dia suka belanja-belanja, shoping. Di lantai dua aku yang membuka usaha. Aku ingin memiliki restoran, soalnya aku suka masak-masak dan bereksperimen dengan bumbu-bumbu masakan. Dan di lantai tiga Amali akan membuka toko buku, tentunya toko buku yang menjual buku-buku Islami yang bermutu. Amali   suka benget beli buku, prinsipnya, beli buku dulu bacanya belakangan (tidak jarang buku yang baru dia beli dipinjamkannya terlebih dul u padaku).  Jadi, para pengunjung bisa belanja keperluan sehari-hari sampai puas diswalayan Maria, kemudian mereka bisa beristirahat sambil makan di restoranku, baru setelah itu mereka bisa menyegarkan pikiran dengan melihat-lihat buku di toko Amali, di lantai atas :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar